Recent News

Senin, 28 November 2011

Fotografi



Fotografi  adalah proses sebuah teknologi untuk menggambarkan obyek yang dibidik dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Fotografi berkembang pesat di dunia karena kemajuan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi fotografi tersebut matlah lebih sempurna hasilnmya bila dilakukan dengan seni yang tinggi dalam membuat karya foto.
Kata Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis atau menulis. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Foto yang dibuat dengan tehnik dan cara tertentu itu diangap seni jika memang merupakan hasil cerminan jiwa dan emosinyadalam mengekspresikan obek foto yang dibidiknya. Sebuah gambar akan dapat lebih hidup dan berseni tionggi bila dibidik dengan cara dan ras seni yang tinggi. Karena ekspresi jiwa yang baik dapat mengungkapkan keindahan obyek yang ada dengan bantuan kreatifitas dan teknologi fotografernya.
Seni fotografi adalah seni untuk mengekpresikan emosi, dan daya khayal seseorang dalam karya fotografi. Ekspresi tersebut dapat berupa perasaan, kebenciaan, kegembiraan, kebebasan yang dapat menambah daya khayal dan imajinasi sebuah obyek foto.

Teknologi menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Sejarah Perkembangan Teknologi Fotografi

Pada awal abad ke-17 muncul sebuah penemuan menarik. Jika pada awal penemuannya lebih pada konsep fotografi yaitu proyeksi sebuah image atau citra, pada awal abad ke-17 ini ditemukan cara untuk merekam citra tersebut. Angelo Sala, seorang ilmuwan Italia, menemukan bahwa jika serbuk perak nitrat terkena cahaya maka warnanya akan berubah menjadi hitam. Namun masalah yang dihadapi Angelo adalah meskipun dapat merekam gambar dengan menggunakan serbuk itu, gambar yang terekam tidak bertahan lama. Dan beberapa tahun berikutnya Johann Heinrich Schuize dan Thomas Hedgwood juga melakukan percobaan yang sama namun dengan hasil yang kurang memuaskan pula. Bahkan percobaan yang dilakukan oleh Schuize sendiri tidak berhubungan dengan bidang fotografi karena ia merupakan Profesor farmasi dari sebuah universitas di Jerman.
Dan kemudian pada sekitar tahun 1824, Joseph Nieephore Niepee menemukan sesuatu yang kemudian menjadi awal ditemukannya teknologi fotografi modern. Melalui proses heliogravure, Joseph berhasil membuat gambar yang bisa disebut foto. Heliogravure adalah sebuah proses yang mirip dengan lithograf yang menggunakan bahan sejenis aspal sebagai bahan dasarnya. Dan pada tahun 1829, Joseph bekerja sama dengan Louis Jacques Mande Daguerre yang merupakan seorang pelukis. Namun itu tidak bertahan lama karena Joseph meninggal pada tahun 1833. Sebenarnya sebelum bekerja sama dengan Daguerre, Joseph sendiri telah menghasilkan foto pertama yang berjudul View From Window at Gras yang disimpan di University of Texas di Austin, USA.
Namun teknologi yang dikembangan oleh Joseph sendiri belum bisa diterima oleh masyarakat umum karena pelat yang digunakan harus disinari selama beberapa jam. Sepeninggalan Joseph, Daguerre bekerja sendiri selama enam tahun dan berhasil mempublikasikan temuannya ke seluruh dunia. Dengan bantuan seorang ilmuwan Daguerre berhasil menemukan teknologi yang dapat menghasilkan foto-foto permanen yang disebut Daguerretype yang tidak dapat diperbanyak. Teknologi ini sekarang lebih dikenal sebagai teknik cetak positif.
Dan pada 25 januari 1839, hanya beberapa hari setelah Daguerre menemukan teknik cetak positif, William Henry Fox Talbot menemukan teknologi yang sekarang dikenal sebagai contactprint. Teknologi ini memungkinkan sebuah foto untuk diperbanyak. Pada satu tahun kemudian, Talbot menemukan teknologi calotype yang sekarang dikenal dengan teknik cetak negatif.
Pada tahun 1850, seorang ahli kimia Inggris yaitu Robert Bingham memperkenalkan teknologi Wet-Plate Photography. Dan kemudian diikuti dengan pengembangan roll film. Dan pada tahun 1888, George Eastman berhasil mengembangkan teknologi kamera yang dapat dibawa kemana-mana dengan leluasa karena bentuknya lebih kecil. Kamera ini diberi nama KODAK yang merupakan sebuah kamera box kecil dan ringan pertama yang berisikan roll film.
Pada masa Daguerre dan Talbot timbul polemik tentang siapa yang sebenarnya yang lebih dulu menemukan teknologi peletakan plat/kertas pada camera obscura. Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata ada perbedaan signifikan yang terletak pada penemuan keduanya. Daguerre yang hasil penelitiannya disebut Daguerretype lebih mirip pada teknik cetak positif sekarang. Sedangkan penelitian Calotype milik Talbot, lebih pada teknik cetak negative.
Perkembangan teknologi fotografi kemudian merambah ke bidang kesehatan. Pada tahun 1901, Conrad Rontgen berhasil mengembangkan teknologi fotografi sinar X untuk pemotretan tembus pandang. Karena kontribusinya dibidang kesehatan, Rontgen kemudian mendapatkan hadiah nobel bidang kesehatan. Dan peralatan pemotretan itu kemudian dinamai dengan nama belakangnya.
Pengembangan pemanfaatan cahaya buatan untuk kegiatan fotografi seperti yang dikembangkan oleh Rotgen, juga dilakukan oleh Dr. Harold Edgerton. Dibantu oleh Gjon Mili, Ia menemukan lampu yang bisa menyala mati dalam hitungan sepersekian detik. Teknologi ini sekarang dikenal dengan sebutan lampu flash (blits).
Pemanfaatan teknologi inframerah dalam fotografi juga banyak membantu dalam penelitian. Kabut yang semula tidak dapat ditembus cahaya, kini dapat ditembus dengan menggunakan teknologi inframerah. Sehingga pemotretan didaerah yang banyak diselimuti kabut menggunakan teknologi ini.
Dikatakan bahwa perkembangan fotografi semakin pesat, seiring masuknya fotografi dalam dunia jurnalistik cetak. Pada mulanya sebuah foto hanya dapat disalin melalui lukisan tangan. Surat kabar pertama yang memuat gambar adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar yang dimuat adalah gambar sebuah peristiwa kebakaran.
Dan kemudian foto pengeboran minyak Shantytown karya Henry J. Newton adalah foto pertama yang dimuat oleh media cetak. Foto ini dimuat di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika pada 4 Maret 1880.
Era digital bisa dikatakan dimulai pada tahun 1990 pada saat Kodak meluncurkan kamera digital pertama yaitu DSC 100. Sejak itulah kamera digital mulai dikembangkan oleh banyak produsen kamera. Sebenarnya teknologi rekam tanpa film sendiri sudah dimulai oleh perusahaan elektronik Sony pada tahun1981 melalui produknya Sony Mavica. Akan tetapi kamera tersebut masih menggunakan televisi sebagai alat preview sehingga belum bisa dikatakan sebagai kamera digital.
Pada awal perkembangan teknologi fotografi digital, kamera yang dihasilkan belum layak pakai. Ini karena resolusi pada kamera digital tersebut masih dibawah 1 megapiksel. Sedangkan untuk mencetak foto seukuran majalah dibutuhkan resolusi minimal 2 megapiksel. Dan masalah inipun dipecahkan dengan diproduksinya Fuji-Nikon E-2. Kamera hasil kerjasama produsen Fuji dan Nikon ini memiliki resolusi 1,3 megapiksel.

Namun masalah lain muncul. Kamera ini memiliki kekurangan di kapasitas media penyimpanan yang sangat terbatas. Tetapi sekarang masalah ini sudah teratasi. Perkembangan media penyimpanan dan resolusi kamera semakin pesat. Media penyimpanan makin tak terbatas dan resolusi kamera pun semakin besar, dan kemudian membuat perkembangan teknologi kamera digital semakin tak terbatas.
Sebagian besar pengguna kamera telah meninggalkan teknologi film dan beralih ke digital. Ini karena penggunaan kamera digital lebih mudah, murah, instan dan tidak menghabiskan banyak space penyimpanan. Akan tetapi, sebagian juga masih setia dengan teknologi film karena masih senang dengan warna foto yang dihasilkan.

Sejarah Perkembangan Teknologi Fotografi
1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.
1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama,[1] yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
1913 – Kinemacolor, sebuah sistem “natural color” untuk penayangan komersial, ditemukan.
1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
1939 – Agfacolor membuat “print” film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
1942 – Kodacolor memasarkan “print” film Kodak yang pertama.
1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
1952 – Era 3-D film dimulai.
1954 – Leica M diperkenalkan.
1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST).
1959 – Nikon F diperkenalkan.
1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
2009 – Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome




                www.wikipedia.org

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More